Sepasang mata burung awasi kami dari gunung
Sesaat lenyap melekat pada kulit-kulit kayu yang murung
:langit berubah warna
Warna api dan asap-asap mimpi
Sepasang batu kali dari mata air kami jadikan kalung
sesaat bening terkena air mata penjaga hutan yang mati bertarung
:tanah berubah dingin
Dingin kabut dan matras-matras butut
Malam ini kami berbicara
Melingkar membakar lelah untuk dijadikan bara
Malam ini kami penuh dahaga
Berbaring mengecap titik-titik air langit yang berjelaga
Biarkan kami habiskan malam
Bersama pekat dan bintang bintang bisu
Biarkan juga kami bercengkrama dengan alam
Bersama lagu dan pohon-pohon yang tertidur lesu
(terasa angin jilati kuping-kuping kami)
Sementara kami bersedih
Mengingat kawan mati oleh sepasang mata burung
(langit tak lagi bersedih tapi malah meludahi kami)
Sunyi seketika berbunyi
Langkah-langkah kaki berlari
Berjejal tubuh-tubuh basah dalam tenda kami
(Malam tak restui kami mengingat kawan-kawan yang telah mati.Langit masih meludah, api masih menyala, pohon-pohon masih tertidur dan sepasang mata burung masih terjaga)
Wizurai,
0 comments:
Post a Comment