tag:blogger.com,1999:blog-63790216060884249762024-03-13T03:13:03.423-07:00wizuraiMemamah sajak dan do'a - do'aUnknownnoreply@blogger.comBlogger78125tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-71731703000717055612010-07-08T06:59:00.000-07:002010-07-08T07:00:38.439-07:00Sang Murid Pada Gurunya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TDXZlmbQfgI/AAAAAAAAAGM/duvbHBThKLQ/s1600/guru_murid.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="http://3.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TDXZlmbQfgI/AAAAAAAAAGM/duvbHBThKLQ/s320/guru_murid.gif" width="320" /></a></div>Tok tok tok... <br />
<br />
Assalamualaikum, <br />
<br />
<i>Mau ikut belajar '<a href="http://wizurai9.blogspot.com/2008/10/sajak-dibajak.html">membajak sajak'</a> di sini <br />
Absen dulu sama tuan guru : Saya hadir!</i> <br />
<br />
(tuan guru berkata) <br />
silahkan duduk, bawa pena dan kertas sendiri. <br />
simpan 'ingatan sajakmu' di atas meja <br />
: Kita mulai dari nol lagi ya... <br />
<br />
Lalu itu kuping, mata, hidung dan tangan milik siapa? <br />
kalau punyamu silahkan pakai pada tempatnya <br />
tapi kalau punya orang lain <br />
: Pintu keluar kelas sebelah sana <br />
<br />
<i>Perlukah kutulis sebuah sajak untuk perkenalan, tuan guru?</i> <br />
"Tidak perlu! Sebutkan saja namamu" <br />
<i>Kenapa?</i> <br />
"Karena sebuah sajak akan dikenali dari kebesaran nama penyairnya" <br />
<br />
<i>Oh, pantas kulihat banyak orang memamah sajak dari seorang penyair <br />
besar dengan seteguk tafsir dan sesuap ma'rifat, lalu berkata <br />
:Enak, maknyus!</i> <br />
(padahal rasanya hambar dan tak cocok dengan lidah bangsa awam) <br />
<br />
<i>Tapi tuan guru <br />
tolong ajarkan padaku cara menikmati rasa hambar itu <br />
biar kuurai senyawa kata jadi pedas. manis. asin dan kecut di lidah <br />
biar kubisa mengenali kebesaran nama dari berbagai hidangan sajaknya </i><br />
<br />
===================================================== <br />
<b><i>Mangga bang HAH, kita mulai lagi pelajaran membajak, memilih bibit,<br />
tandur, sampai panen sajak plus ilmu tafsirnya. Supaya kita bisa<br />
menikmati buah sajak yang adiwarna dan banyakrasa...kalaupun terasa<br />
hambar, setidaknya kita tau cara menikmatinya.<br />
<br />
(ini mu bikin sajak apa bercocok tanam..hihihi)</i></b> <br />
<br />
====================================================<br />
Sajak ngasal untuk perkenalan ketika gabung di milis nya Hasan Aspahani (salah satu Penyair favorit ane, ckckckck)Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-29945054358218919752010-07-04T22:48:00.000-07:002010-07-04T22:50:42.752-07:00INGIN MATI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TDFyl9yydQI/AAAAAAAAAF8/7U0hoUelc_c/s1600/mati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="152" src="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TDFyl9yydQI/AAAAAAAAAF8/7U0hoUelc_c/s200/mati.jpg" width="200" /></a></div>Senyap menyelinap dalam sunyi yang bersembunyi. Do’a - do’a terdengar; HINGAR! BINGAR! Mampu membuat jagad ini bergetar. Sahutan binatang malam diredam di perut bumi. Cahaya lilin melukis bayang-bayang yang bersimpuh; malu, rapuh, mampu membuat dinding semesta ini runtuh. Binalnya rembulan menunggu pagi, tak sabarnya bintang menunggu mentari menyulam langit. Hentikanlah waktu; aku ingin mati! Aku ingin mati!. Satu-satu suara menghilang saat kata bukan lagi do’a. Satu-satu asa tertinggal saat bahagia bukan lagi dunia. Satu-satu pintu hati tertutup saat jiwa teraniaya. Satu-satu sendi terasa kaku saat hidup-ikhlas tak lagi bersenyawa. Ahhh...sudahlah, biarkan malam ini kembali senyap, sepi. Percuma hingar dan bingar kalau hidupku adalah ‘kata hati’. Ketika ingin mati; aku mati!.<br />
<br />
<i>repost;</i><br />
============================================<br />
Editan dari puisi '<a href="http://wizurai9.blogspot.com/2008/01/ingin-mati.html">ingin mati</a>'<br />
<br />
Wizurai,Unknownnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-11641449364462956152010-07-02T21:17:00.000-07:002010-07-02T21:19:05.255-07:00Ruang Aku dan Diriku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TC65tTWdouI/AAAAAAAAAFY/9UbIvY8iSCo/s1600/meandme.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="123" src="http://3.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TC65tTWdouI/AAAAAAAAAFY/9UbIvY8iSCo/s200/meandme.jpg" width="200" /></a></div><i>repost;</i><br />
<br />
<br />
Ruang 1/<br />
Kamar ini tak pernah senyaman dulu<br />
Tempat aku dan diriku menganyam bulu<br />
Bulu mimpi yang kami rangkai jadi awan<br />
Satu di kasur. Satu digulung jadi bantalan<br />
(kini kami hanya menyulam awan kelam)<br />
<br />
Ruang 2/<br />
aku dan diriku tak pernah seakrab dulu<br />
memamah sajak yang bercampur batu<br />
batu angan yang kami pahat jadi bulan<br />
satu di pintu. Satu di atas meja makan<br />
(dan kini kami hanya memahat batu nisan)<br />
<br />
Ruang 3/<br />
Tempat bersuci dan menikmati hujan<br />
Semadi meluruh—lelah dan kotoran<br />
Tempat kami saling jujur menyapa<br />
Saat berkumur, berkaca jarak sedepa<br />
(tapi kini air mata kami yang jadi mata air)<br />
<br />
Ruang 4/<br />
Tempat kami mengenal DIA. Lima sehari<br />
tempat yang sudah lama tak kami kunjungi<br />
bukan karena telah mengenalNYA<br />
atau bosan tak bisa mengenalNYA<br />
(tapi kami sibuk saling mengenal diri sendiri)<br />
<br />
Ruang 5/<br />
Sebuah ruang, dimana ruang—kami berada<br />
Tempat dimana kami mulai saling tak kenal<br />
Siapa aku?<br />
Siapa diriku?Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-22657072705280241692010-06-29T05:14:00.000-07:002010-06-29T05:14:58.927-07:00Untuk Mimpi yang Kami Khianati<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TCnjkjt74dI/AAAAAAAAAEU/usHyK7PXCMY/s1600/mimpi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TCnjkjt74dI/AAAAAAAAAEU/usHyK7PXCMY/s200/mimpi.jpg" width="133" /></a></div>Sebatang rokok yang sudah menjadi berhala tak habis kami cumbui di malam itu. Pun nyanyian sekelompok anak muda dan gitar sumbangya berlomba mendengung di kedua telinga. Sabda-sabda alam malam tak kalah menusuk seperti panah hujan yang sejak maghrib menancap di ubun-ubun. Kami ingat mimpi-mimpi. Yang semakin hari semakin panjang tak berujung.<br />
<br />
Secangkir kopi pahit yang sudah menjadi dewa tak lekas kami teguk malam itu. Pun gerung-gerung mesin dan decit rodanya merambat dengan angin membelai tubuh lembab kami. Sepasang celepuk terbang kian kemari menembus awan yang tak kalah legam dengan warna langit. Kami ingat mimpi-mimpi. Yang semakin hari semakin tertinggal di telaga bayang.<br />
<br />
Berhala. Nyanyian anak muda. Dewa. Sepasang celepuk.<br />
<br />
Membawa kami dalam temaram mimpi-mimpi yang telah kami khianati.<br />
<br />
Dan di sini, maki kami kian menjadi pada tuhan-tuhan kami.<br />
<br />
<a href="http://wizurai9.blogspot.com/">Wizurai </a>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-20389162404771376722010-06-26T21:13:00.000-07:002010-06-26T21:14:52.023-07:00Pseudoreality<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TCbQEs6amBI/AAAAAAAAADc/DvZ2hklci-w/s1600/kun.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/TCbQEs6amBI/AAAAAAAAADc/DvZ2hklci-w/s200/kun.jpeg" width="152" /></a></div><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><i>(Intro sebuah kelahiran)</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">DUARR!</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terdengar sebuah letusan yang entah bunyi senjata atau petasan di telinga kami yang sebelah kanan. Sebentar tuli, sebentar berdengung, sebentar <i>clingak-clinguk, </i>sebentar bingung.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Apa ini?” </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Bunyi apa yang bikin kuping kanan kami serasa tuli seperti ini?”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Hihihihii…” Lalu terdengar tawa—ringkik meninggi, lengking—kuntilanak atau centring manik di telinga kami sebelah kiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Angin dingin terasa menggerayangi sekujur tubuh, kami bergidik ngeri. “A—apa pula itu?” Tanya kami saling berbisik—terbata lalu terbenam dalam ketakutan sendiri. Moncong bulan yang sedang dinikmati pun seketika berubah jadi penampakan serigala yang sedang melolong.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Aauuuuuu…”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“HWARAKADAH!” Maki kami atas segala kengerian ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Hihihihi…hihihiiii…” Terdengar lagi tawa ringkik semakin meninggi kali ini, dan…d—dan semakin mendekat di telinga sebelah kiri. Nadanya kian menusuk. Inilah kali pertamanya kami merasa ingin tuli, tuli di telinga sebelah kiri. Berharap tawa ringkik itu memecahkan genderang telinga ini sampai <i>congean</i>. Biarlah kami tak lagi bisa mendengar petuah kiyai Majnun, kami tak ingin lagi mendengar tawa—ringkik yang menyebabkan segala kengerian ini, dan biarlah kami <i>congean</i>. Tapi dengan sisa keberanian yang sebesar <i>upil</i> akhirnya kami pun berontak. Tersadar tak bisa tinggal diam dalam diam yang tak bisa tertinggal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“harus BERANI!!” Teriak kami walau masih di dalam bathin karena takut terdengar oleh <i>aden-aden</i> (baca = Dedemit) yang akan marah mengamuk karena merasa tertantang. Dan kami pun menoleh ke arah sumber tawa di dekat telinga kiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Astagfirullahhaladzim…”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Subhanallah, Allahu akbar…”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Se-tubuh ini terasa beku disuguhi pemandangan yang maha dahsyat tak terkira seperti itu. Alangkah terkejut kami melihatnya, terkejut sembari terus mengucap puji-pujian pada <i>Sang Hyangwidi</i> yang hanya bisa terucap ketika kami dalam keadaan tak sadar saja sebenarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Mahluk apa kau ini? Begitu cantik memesona, indah, rambutmu yang panjang tergerai bagai gerimis turun dari nirwana. Ohh mungkin ini berlebihan, t—tapi ini…akh sangat mengagumkan! Adakah kau ini seorang bidadari?”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Katakan, siapa namamu?” Tanya kami padanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Aku?”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Ya kamu!”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Aku adalah syetan.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Syetan? Hohoho kami tak percaya.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Jelas-jelas kau seorang perempuan, ya kau seorang perempuan dan kau seorang manusia, manusia seperti kami. Janganlah kau men-syetankan manusia!” Jelas kami padanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Heh, tidak! Aku tidak men-syetankan manusia tapi kalianlah yang me-manusiakan syetan!” Jawabnya dingin tanpa memandang sedikitpun ke arah kami.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Kami masih tak percaya! Kalau begitu tampakanlah wujud aslimu kepada kami.”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“wujud asli ku ya seperti ini, seperti yang kalian lihat sendiri dengan mata melotot yang hampir keluar dari mangkuknya!”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Haha..kalau begitu kau memang manusia, bukan syetan seperti yang kau bilang barusan.” Timpal kami dengan penuh kegirangan dan kemenangan seperti sekelompok nelayan yg baru menemukan seekor putri duyung sekarat di bibir pantai dan siap untuk dijadikan ikan asin.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Jadi kau yang membuat tawa—ringkik nan mengerikan tadi! Kami kira siapa, tapi apa kau juga yg membuat suara ledakan nan menulikan kuping kanan kami tadi?” Tanya kami keheranan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Iya itu perbuatanku.”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"> "Kenapa?"</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Karena telinga kanan kalian menguping sesuatu yang kubisikan untuk telinga kiri kalian, jadi kuputuskan saja membuatnya tuli untuk sementara waktu.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Hhh… Siapa sebenarnya kau ini?”, tanya kami lagi dengan sedikit kesal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Sudah kubilang aku syetan tapi aku juga manusia.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Yang benar yang mana?”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Yang benar, aku ini manusia tapi aku juga syetan.” Jawabnya enteng.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Kau ini aneh! Bikin bingung kami saja.”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Tak usah bingung, tak pernahkah kalian mendengar firman Allah yang satu ini?” Dia menarik napas panjang lalu membisikan sebuah ayat Al quran di muka telinga kiri kami.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><i>“</i><span class="gen"><i>Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)”</i>*</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Nah aku adalah syetan dari jenis manusia.” Tambahnya singkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kami termenung, menebak-nebak apa maksud yang hendak ia sampaikan kepada kami. Apakah dengan mengakunya dia seorang syetan yang lalu membisikan sesuatu pada diri kami, maka otomatis kami termasuk golongannya: golongan syetan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Hei kau ini manusia tapi kenapa begitu bangga dengan menyebut dirimu sebagai syetan?” Tanya kami dengan rasa sedikit kesal.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Bukan merasa bangga menjadi syetan.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Lantas?!”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Aku hanya terlalu malu untuk merasa diri sebagai manusia.” Jawabnya pelan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Lalu apakah kami termasuk golonganmu karena kau telah membisikan sesuatu di telinga kiri ini?”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Tidak! Tidak, selama bisikanku tidak menguasaimu.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">“Apa maksudmu?”</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Sini! Mana telinga kirimu, akan kubisikan satu ayat lagi dalam Al quran.” Kali ini dia menarik kuping kiri kami dan membisikan kalimat yang cukup asing bagi kami.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><i>“</i><span class="gen"><i>Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan”</i>**</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Ah apakah bisikanmu telah menguasai kami?” Lagi-lagi kami bertanya dengan penuh kecemasan.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Untuk yang satu itu, kalian tanyalah pada diri kalian sendiri!”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Maaf, sudah waktunya aku pergi! Masih banyak telinga kanan yang harus aku tulikan dan masih banyak pula telinga kiri yang harus aku bisiki.” Dia berdiri kemudian berlalu meninggalkan kami dengan penuh kesemuan. Begitu saja.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">EDAN, dasar syetan yang aneh. Mana ada orang yang mengaku syetan bisa lebih beragama dari kami semua yang merasa manusia. Tapi kenapa kami begitu cemas tadi. Apa yang kami cemaskan? Apakah karena kami merasa telah menjadi syetan tapi tak kunjung mengikrarkan diri sebagai syetan? Atau karena kami ingin dianggap sebagai manusia tapi masih ingin tetap berkelakuan syetan? Lantas apa bedanya! Ahh semua ini semu, memang-memang semu. Daging secuil dalam dada kami kini ikut <i>nimbrung</i> berbicara.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Sudah! Sudah! Tak perlu kalian ributkan soal itu!”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Ikuti saja apa kataku, dan berbuatlah semau kataku dan kalian akan merasa bahagia”, tambahnya lagi.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Hey siapa kau?”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Aku? Aku tuanmu, dari dulu sampai sekarang aku adalah tuanmu, tuan kalian! Tuan yang tumbuh dalam dada kalian masing-masing.”</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">“Ohhh…” Jawab kami hampir bersamaan. Terdiam sejenak lalu kami pun mulai saling berbisik.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span class="gen"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">SELESAI</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span class="gen"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Wizurai...</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span class="gen"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span class="gen"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">========================================================== </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">Catatan :</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span class="gen"><span style="font-family: 'Times New Roman';">*= Surat Al An’am 112</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: 'Times New Roman';">**= Surat Al Mujadilah 19</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-29941155496923959442010-06-25T17:17:00.000-07:002010-06-25T17:18:17.458-07:00Pada Malam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/R-LTtOigtgI/AAAAAAAAACU/uW45v63zyzU/s1600/canvas_s_.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_l1_zUxpaIGI/R-LTtOigtgI/AAAAAAAAACU/uW45v63zyzU/s1600/canvas_s_.jpg" /></a></div>Pada akhirnya dirimu akan tetap menjadi malam <br />
dan aku menghitung setakar embun di punggung daun <br />
sendiri dengan samar bulan menjadi mimpi-mimpi <br />
<br />
Sungguh kita tak pernah bisa bersatu <br />
mengubur kenangan tentang siang-malam yang berkejaran <br />
tentang gemerisik rambut pohon yang dibisiki angin-angin <br />
<br />
<br />
dada kita telah penuh sesak dengan ikrar cinta <br />
namun tetap wizurai terperangkap di lazuardi <br />
dan alqamar yang merindu di balik <i>burqa</i>-mega <br />
<br />
Pada akhirnya dirimu akan tetap menjadi malam <br />
sedangkan aku adalah siang. Dimana <br />
;tak ada takdir untuk kita bisa menyatu <br />
<br />
wizuraiUnknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-75119585313524041012010-06-17T22:33:00.000-07:002010-06-17T22:33:34.546-07:00Kesekian Sepi<img align="left" border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_PqJhIIdr8UM/Sw0qC_3kwuI/AAAAAAAAAas/_Ondnx_t7_w/s200/Jude_Griebel_Clouds_drifted_through_the_empty_house_19551_38.jpg" width="20%" height="20%"/>Di sebatang <i>kayu</i> yang <i>kuyu</i><br />
menulis <i>kenang</i> dalam <i>kening</i><br />
bisu <i>sendiri</i> berteman <i>sondari</i><br />
<br />
di sini merangkul <i>kaki</i> setengah <i>kaku</i><br />
ingin aku menutup <i>mata</i> sampai <i>mati</i><br />
bila terjaga tak ada <i>sapa</i> di dalam <i>sepi</i><br />
<br />
:dipeluk <i>leluka</i> seorang <i>lelaki<o:p></o:p></i>Unknownnoreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-54699760425614602842010-04-15T08:50:00.000-07:002010-04-15T08:50:45.328-07:00Kabar Duka<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Maaf,<br />
aku membisikanya di bibirmu<br />
<br />
:kabar yang kubawa pagi ini<br />
adalah luka yang menghias kupingmu<br />
dua tahun lalu menjadi<br />
anting-anting<br />
<br />
maaf,<br />
aku membisikannya di dadamu<br />
<br />
:biar langsung menusuk jantung<br />
tanpa membuatmu terlebih<br />
tuli.buta.bisu seperti<br />
mayat-hidup<br />
<br />
maaf,<br />
karena luka ini akan membekas<br />
di bibir dan dadamu<br />
tapi tak lagi menjadi anting-anting<br />
di kupingmu</span>Unknownnoreply@blogger.com0Asia-7.3624668655357377 108.6328125-47.307683865535736 48.8671875 32.582750134464263 168.3984375tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-1333876736568745202010-04-11T07:40:00.000-07:002010-04-11T07:40:43.862-07:00Belajar Online Membuat WebsiteDah lama gak ngupdate blog...<br />
<br />
Sibuk ngurusin situs kursus nih, Oya buat kawan-kawan yang tertarik untuk belajar membuat website berbasis php dan html secara online, datang saja ke '<a href="http://kursusmandiri.com/">Kursus Mandiri</a>' yang beralamat di http://kursusMandiri.com. Di sana, anda akan belajar sambil praktek. Sistem yang dibuat sudah <b>otomatis dan online</b> sehingga anda bisa belajar kapan saja.<br />
<br />
Produk Kursus Mandiri bukan lah produk digital seperti ebook, tetapi melainkan sebuah kelas online yang terbuka 24 jam setiap harinya. Bagi anda yang sibuk tetapi ingin belajar, kursusMandiri.com adalah salah satu solusi yang tepat untuk anda.<br />
<br />
Oke, kalau ingin lebih jelas lagi, langsung saja menuju ke TKP ya<br />
klik <a href="http://kursusmandiri.com/">di sini</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-36930919535751936292010-02-18T01:08:00.001-08:002010-04-09T01:18:45.687-07:00Potret MimpiKuharap warna hati yang pekat di siang hari pernikahan. Sementara memudar saat kau pakaikan kebaya putih-putih untuk menyongsong senja dan malam pertama yang hitam sedikit legam dari warna hatimu. Kuharap potret-potret mimpi yang telah rapih kita buat album sejak saat pertama kita bertemu tak rusak dimakan usang dan ego-ego yang membatasi setiap lembaran album itu. Kelak, saat hidup kita semakin tenggelam dihanyutkan nilai-nilai peradaban : hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup. <br />
Aku ingin kau tetap menemaniku membangun rumah panggung di hamparan rumput. Yang dindingnya kita penuhi dengan tempelan potret-potret mimpi kita serta koran-koran bekas yang banyak memuat berita : ketidakadilan, pembunuhan, pemerkosaan, demonstrasi mahasiswa dan keserakahan para penguasa yang ingin disejajarkan dengan Tuhan. <br />
Aku yakin, orang-orang yang hidup di dalam dinding-dinding tinggi, halaman luas penuh timbunan emas akan merasa iri kepada kita. Karena rumah kita hanya rumah kecil dari bilik tetapi penuh warna dan begitu hidup. Sementara mereka tinggal dalam dinding-dinding putihpucat dan menyisakan satu tambahan warna saja: keemasan. Di saat mereka sibuk untuk mengenalkan anak-anaknya pada warna emas, kita tak akan letih mengajari anak-anak kita untuk bersujud dan mengenal siapa penciptanya. Di saat mereka khawatir pada sosok malam karena semua satpamnya membolos tidak masuk kerja. Kita akan tertidur pulas karena memiliki penjaga yang tak pernah ambil cuti siang ataupun malam. Meski angin malam curi-curi masuk lewat lubang bilik yang tak tertutupi mimpi maupun koran akan membuat sakit: semoga saja kita tak mati muda dibuatnya.<br />
Aku tak akan menyalahkanmu jika suatu saat kau menyesal karena menikahi lelaki pengangguran—untuk itu kau buat pekat hatimu di hari pernikahan kita. Hanya saja jangan putus punya mimpi dan jangan takut tak ada ruang lagi untuk menempelkan mimpi-mimpi itu. Kita masih miliki dinding langit yang luas yang tak akan habis meski berjuta-juta orang punya jutaan mimpi : semoga tuhan tak marah pada kita yang banyak mimpi sampai berserakan di halaman rumah.<br />
Kuharap kau setuju hidup seperti ini : Setiap pagi kita buat potret-potret mimpi baru. Setiap sore kita susun batang-batang do’a menjadi tangga dan setiap tengah malam kita ke langit menjejak anak tangga yang tak terhitung jumlahnya untuk menempelkan mimpi-mimpi kita di dinding langit yang tak terhitung pula jumlahnya. Lalu kita tertidur pulas di ketiak-ketiak bintang.<br />
<br />
<a href="http://wizurai9.blogspot.com/">wizurai</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-16182471510579098202008-12-02T08:09:00.000-08:002010-02-13T19:44:15.521-08:00Untuk Hamzah<span style="font-size: 11pt; line-height: 1.3em;"></span><br />
<span style="font-size: 11pt; line-height: 1.3em;"><br />
Di sini. Kami menyambut kuncup bunga fajar di balik awan abu. Membakar lereng-lereng hitam gunung menjadi merah keemasan. Di sini--di balik kaca kumal dengan aroma embun menusuk paru, dengan geliat angin menyusup di antara lipatan baju dan kulit-kulit lembab : kami saling memeluk.<br />
<br />
Di sini. Dalam keremangan kamar sempit 3x3 meter--hanya cukup buat kami berbaring dan menyisakan sedikit ruang hampa untuk menidurkan mimpi yang terkejap-kejap dalam rerongga dada. Do'a-do'a yang kami gantung di atas atap, berubah menjadi benih bunga yang harus kami tanam di halaman rumah : kami masih saling memeluk.<br />
<br />
</span><br />
<span style="font-size: 11pt; line-height: 1.3em;"><a name='more'></a></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 1.3em;"><br />
Di sana. Di balik jendela yang lain. Bau rumput dan bukit-bukit bergelombang. Naikturun bersama gerai daun pohon aras di antara pagi dan malam. di lereng bukit tempat kami melahirkan banyak bunga ungu--yang benihnya kami beli dengan seribu leluka. Lalu kami tanam dengan segenggam tanah harum dari negeri seberang : Sebuah negeri yang banyak ditumbuhi jembatan kayu antara langit dan bumi, di mana air hujannya adalah perhiasan lalu mengalir ke hilir seperti batu intan meleleh.<br />
<br />
Di sana. Di halaman rumah kami yang berbukit-bukit. kami merangkak setiap pagi menuju lereng berbatu. Mengubur do'a-do'a yang telah menjadi benih. Benih bunga ungu serupa anyelir. Kami tak mampu melahirkan banyak bunga warnawarni. Tanah kami tanah kering tapi tak sekering negerimu : sebuah negeri dengan bukit-bukit pasir, di mana matahari menatap dengan sorot mata yang sangat tajam.<br />
<br />
Wahai engkau, lelaki dengan tanda bulu burung <i>Na'amah </i>di dada. Kami persembahkankan setangkai bunga ungu setiap pagi untuk menemanimu di negeri para bidadari. Dengan segala kesederhanaan dan rahim yang penuh leluka : kami saling memeluk dan merindu sosok dirimu sebagai pemimpin para syuhada.<br />
<br />
Untukmu Hamzah.<br />
<br />
<br />
wizurai,</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 1.3em;"><br />
<span id="fullpost"><br />
<br />
</span></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-41356177717285623512008-11-10T11:52:00.000-08:002009-03-03T12:40:33.446-08:00Pemimpin Oh Pemimpin<p><br />Selembar samak rumput kami hampar<br />tempat kami dirunduk lagi tergelepar<br />selembar kain beluderu kami bentang<br />tempat kau telanjang lagi terlentang <p>:mari saling berbuka aurat</p> <p>Kami usap dadamu dengan beribu rasa cemas<br />di sana tertulis kemegahan dengan tinta emas<br />dan rabalah dada kami tanpa kau remas<br />di sana tertulis harap dengan segala jejas</p> <p>:mari saling membaca di dada</p> <p>Kau baca punya kami tanpa hayat<br />kami baca punyamu dengan ma'rifat</p> <p>Wizurai,</p><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-13626238409902521882008-10-16T14:08:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.452-08:00Pasukan Syahwat Pulang Perang (sajak 'perang' 2)<span id="fullpost"><br /></span><p></p><p><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Baca sajak sebelumnya</span> <a href="http://http//wizurai9.blogspot.com/2008/10/pasukan-syahwat-siap-tempur-sajak.html" rel="nofollow">Pasukan Syahwat Siap Tempur</a></p> <p>Tubuh-tubuh perempuan inilah medan perang<br />Tempat kami beringas, berdengus dan mengerang<br />Perang usai saat subuh, setelah bunyi bedug kedua ditabuh<br />Pertempuran sengit rasanya sampai selangit<br />Yang mati diarak mimpi, yang hidup berapi-api<br />Kami prajurit ada yang peduli, tapi tak sedikit tertawa geli</p> <p>“Loh memangnya siapa yang mati?”</p> <p>“Panglima kami, IMAN!”<br /></p> <p>Wizurai,</p><p></p><br /><span id="fullpost"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-69016904608693046772008-10-16T14:06:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.459-08:00Pasukan Syahwat Siap Tempur (sajak 'perang' 1)<p><p>(<span style="font-style: italic;">Malam kelap-kelip remang-remang</span>)</p> <p>Gelung-gelung bambu<br />Tempat kami bersandar<br />Menikmati toboh, tabuh dan tubuh<br />:Hura-hura!</p> <p>Cinta-cinta tabu<br />Tempat kami berbingar<br />Menikmati angin, ingin, dan angan<br />:hura-hara!</p> <p>di sini,<br />tak perlu takut hidup jadi berkarat<br />paling kotoran dalam daging−sekerat<br />ada kapas, anggap saja antelas<br />ada mimpi, di sini banyak serimpi<br />APA LAGI?</p> <p>“kami siap tempur!”</p> <p>(<span style="font-style: italic;">Yang binal datang menggempur, pasukan syahwat pantang mundur, meninggalkan barak penuh berak, membawa nadi penuh noda, gagah berani tentunya tanpa nurani</span>)</p> <p>SERBUUUU!! </p> <p>Wizurai,</p></p><br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-987124657838888132008-10-16T13:55:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.466-08:00Sajak Dibajak<p><p>Tuan kerbau<br />istirahatlah!<br />berhenti mengukur pulau<br />apa tak pernah merasa lelah?</p> <p>Tuan kerbau<br />bernyanyilah!<br />hibur hati yang sedang galau<br />apa tak pernah merasa gundah?</p> <p>Tuan kerbau<br />mari berteduh dalam dangau<br />menyelami kidung-kidung mantera<br />atau nikmati hidangan penuh selera</p> <p> <span style="font-style: italic;">Sementara kau membajak<br /> kami membajak sajak;</span></p> <p>Wizurai,</p></p><br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-90406662561951463262008-10-11T11:02:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.473-08:00Anak Gunung<p><p>Sepasang mata burung awasi kami dari gunung<br />Sesaat lenyap melekat pada kulit-kulit kayu yang murung<br /> :<span style="font-style: italic;">langit berubah warna<br /> Warna api dan asap-asap mimpi</span></p> <p>Sepasang batu kali dari mata air kami jadikan kalung<br />sesaat bening terkena air mata penjaga hutan yang mati bertarung<br /> <span style="font-style: italic;">:tanah berubah dingin<br /> Dingin kabut dan matras-matras butut<br /></span><br />Malam ini kami berbicara<br />Melingkar membakar lelah untuk dijadikan bara<br />Malam ini kami penuh dahaga<br />Berbaring mengecap titik-titik air langit yang berjelaga</p> <p>Biarkan kami habiskan malam<br />Bersama pekat dan bintang bintang bisu<br />Biarkan juga kami bercengkrama dengan alam<br />Bersama lagu dan pohon-pohon yang tertidur lesu</p> <p>(<span style="font-style: italic;">terasa angin jilati kuping-kuping kami</span>)</p> <p>Sementara kami bersedih<br />Mengingat kawan mati oleh sepasang mata burung</p> <p>(<span style="font-style: italic;">langit tak lagi bersedih tapi malah meludahi kami</span>)</p> <p>Sunyi seketika berbunyi<br />Langkah-langkah kaki berlari<br />Berjejal tubuh-tubuh basah dalam tenda kami</p> <p>(<span style="font-style: italic;">Malam tak restui kami mengingat kawan-kawan yang telah mati.Langit masih meludah, api masih menyala, pohon-pohon masih tertidur dan sepasang mata burung masih terjaga</span>)</p> <p>Wizurai,</p></p><br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-26085407465812274282008-09-18T14:35:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.480-08:00Sajak Bumi Menanti Para Peminang Maut<p>Wajahnya lunglai penuh kisut garis-garis muka yang menua. Lamunannya terbang bersama seekor ‘garuda’ yang ranum bulu sutera di tubuhnya. Sesekali terlihat ia terbenam dalam pelukan jari-jari kekar—telapak kumal penuh daki dan parutan resah-ruah sekujur badan. Rautnya perlahan mendung pertanda gerimis air mata tak sanggup lagi ia bendung. Mulutnya komat-kamit, membisikan sajak ke semesta jagad ini.<br /><br />Duhai Tuan,<br />Aku tersedak menikmati maknaMu<br />Musibah kutukan buru-buru kutelan<br />Aku dikejar waktu<br /><br />Begitu banyak rupaMu di tubuh tuaku<br />Elok—menyaru batu-batu sapphire<br />Begitu berat beban yang tlah terpaku<br />Elok—menyaruk dalam pahit getir<br /><br />Matanya terbuka, tajam serupa matahari tapi matahatinya tetap sayu. Dengan lembut ia hapus gerimis di mata sebelum menjadi badai. Tak ada benci dalam hatinya, apalagi dendam. Hanya kecewa karena tak kuasa. Terdengar lagi, setengah berbisik kali ini, sajak yang menjadi persaksiannya.<br /><br />Duhai Tuan,<br />Kulahirkan putera-puteri yang meminang maut<br />Untuk menyemai ‘budi dan pekerti’<br /><br />Tapi Tuan,<br />Kulahirkan pula mereka yang menyanggah maut<br />Untuk memupuk ‘tamak dan benci’<br /><br />Kembali lamunan mengawang seatas awan, tersenyum ia pada ‘garuda’ yang terlanjur menjadi berhala di salah satu belahan tubuhnya. Tak bersedih lagi, ia muntahkan satu persatu: musibah, kutukan, derita, amarah, dan benci yang ditelannya bulat-bulat. Lalu diambilnya sepiring do’a, sajak, dan segelas air pelepas dahaga dari muara dzikir. Dikunyah sampai lembut sampai tak tersisa satu remah pun. Ia tahu, tahu benar bahwa tubuhnya sedang mengandung beribu bahkan berjuta para peminang maut. Sambil bersendawa ia mengucap sajak lagi.<br /><br />Anakku, kutunggu engkau<br />Kafani tubuh tuaku saat kau lahir nanti<br /><br /><br />=============================<br /><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);">Sajak yang kutulis untuk S.M Kartosoewiryo</span><br /><br />wizurai,</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-76501274600560218302008-08-24T09:20:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.606-08:00Musim Unggas<p>Layla,<br />Di selasar sempit surau ini<br />Ingat janji kita menanti musim unggas<br />Berbicara tentang senja<br />Berbicara tentang apa saja</p> <p>Layla<br />Dikudung redup lampu-lampu merkuri<br />ingat menyulam rasa yang sebentar meranggas<br />saat langit kian bermuram durja<br />saat lazuardi tak lagi memanja</p> <p>Masihkah tersimpan hiasan yang kuberi padamu<br />Sebuah sajak ‘Aku dan Pancaroba’<br />Tentang ‘Mazhab Cinta’<br />Tentang ‘Anyelir dan Tebing Batu’<br />Ya..semua kutulis dengan jejas-lebam dalam dada</p> <p>Ingat bila lampu-lampu di gubuk kita serupa sampu<br />Mungkin kita berdua tak saling meraba<br />Membisu habis semua kata<br />Dan hati-hati kita tak lagi bersatu<br />Ya..ada dan tiadanya cinta tak lagi terasa berbeda</p> <p>Tapi,<br />Tetapkah kau sudi melihat musim unggas sampai senja?</p> <p>Wizurai,</p><br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-82608398852174364592008-08-03T12:03:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.600-08:00Penat<p>Saat langkah kaki menjejak tanah-tanah lembab<br />Saat kedip mata menjenuh air muka sembab<br />Biarkan awan<br />Menyekap rembulan<br /></p><br /><p>:aku tak perduli</p><br /><br /><p>Saat dengung nyanyi terdengar dari suling bambu<br />Saat kecut lidah memaki dongeng-dongeng tabu<br />Biarkan dingin<br />Mengkhianati angin<br /></p><br /><p>:aku tak perduli</p><br /><br /><p>Begitu penat<br />Ingin berlari tapi tak sempat<br />Kaki ini keburu tertanam dalam tanah<br />Air muka sembab menjadi air mata nanah<br /></p><br /><p>:aku mulai perduli</p><br /><br /><p>Begitu penat<br />Ingin mendengar nirwana tapi tak dapat<br />Kuping ini keburu tuli dalam dengung<br />Dongeng tabu hentikan detak dalam jantung<br /></p><br /><p>:aku mulai perduli</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-1636219818519337632008-07-28T21:56:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.594-08:00Belajar menulis, Kau mengeja<p>Tolong eja untuk ku<br />sebuah kata; bahagia<br />yang kulihat dalam khimar bunga<br />berwarna merah muda<br /></p><p><br />tolong eja untuk ku<br />sebuah kata; renjana<br />yang kurasa dalam rongga dada<br />bersama amuk raga<br /></p><p><br />bagaimana ku tulis syair<br />tentang air yang mengalir<br />dari elok rupa<br />derasnya air mata<br /></p><p><br />bagaimana kutulis do'a<br />tentang mimpi yang bergema<br />dari seorang manusia<br />penuhnya luka menganga<br /></p><p><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51);">("jangan mengeja takdir</span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51);">kalau tak tau kapan berakhir")</span><br /></p><p><br />tuhan,<br />kalau 'derita' yang tertulis<br />haruskah aku menangis?<br /></p><p><br /><span style="color: rgb(255, 255, 102);">("jangan!karena </span></span><span id="fullpost"><span style="color: rgb(255, 255, 102);">mungkin</span></span><span id="fullpost"><span style="color: rgb(255, 255, 102);"></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 102);">kau hanya salah menulis")</span><br /></p><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-9836095877881652692008-07-28T21:33:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.569-08:00Jam Dinding<p>Jam satu<br />jam dua<br />satu jam terbenam dibeban waktu<br />dua jam menghisap daun-daun syurga</p><br /><p><br />melihat rupa<br />jelajahi kolong-kolong buram<br />melihat malam<br />jejaki laki-laki bertapa</p><br /><p><br />dua jam. Antara<br />jam satu<br />jam dua<br />melihat mahar jadi batu-batu jingga</p><br /><p><br />untuk perempuan terasing<br />satu, tiga jam yang lalu<br />bukanlah terasing;</p><br /><p><br /><div style="text-align: left;"><span id="fullpost"> </span></div><span style="color: rgb(51, 255, 51);" id="fullpost">("mimpiku layang-layang<br /></span><span style="color: rgb(51, 255, 51);" id="fullpost">tak bisa terbang, janganlah kau terbang<br /></span><span style="color: rgb(51, 255, 51);" id="fullpost">kejar saja aku pada bayang")</span></p><br /><span id="fullpost"><p><br />biru-biru langit tak sebiru-biru kakiku<br />habis, habis waktu<br />bukan satu, tiga jam<br />kukejar bayang layang hitam</p><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-28204972904517427482008-07-03T12:12:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.612-08:00ESOK NANTI (kesandung mendung bag.2)<p style="font-style: italic;">Baca sajak sebelumnya, '<a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://wizurai9.blogspot.com/2008/03/buah-hati.html">Buah hati (kesandung mendung bag.1)</a>'</p> <p>Bocah berulah datang menodong<br />Tagih janji bapak yg tidur di siang bolong<br />Minta mainan seperti punya anak tetangga<br />Mengamuk karena bosan bermain ular tangga</p> <p>Bocah menangis bersembunyi di bawah kolong<br />Terisak tak mengerti kenapa bapak berbohong<br />Minta mainan baru sejak hari rabu<br />Merengek karena bosan bermain bambu</p> <p>Nak, sini nak! bapak punya cerita<br />Kisah tentang si kaya dan ‘siapa kita’<br />Jangan di kolong jangan rusak dinding bata<br />Sudah, sudah! kau hapuslah itu air mata</p> <p>Kau tau kenapa orang bisa kaya?<br />Karena mereka buaya!<br />Karena mereka pencuri!<br />Kau tau kenapa mereka tak punya harga diri.</p> <p>Kau tau kenapa orang, ‘seperti kita’?<br />Karena tak punya cukup pelita!<br />Karena tak punya cukup kesempatan!<br />Kau tau kenapa kita susah membeli mainan.</p> <p>Kita ini orang miskin<br />Selalu hidup seperti lilin<br />Lalu menunggu redup ditiup angin</p> <p>Esok nanti<br />Jadilah pencuri yang tak punya hati<br />Lebih baik tak punya harga diri daripada mati</p> <p>Kau lelaki<br />Bersahabatlah dengan maki<br />Kau simpan permata, dibeli dengan daki</p> <p>Kau lelaki<br />Berilah orang segelas susu pakai baki<br />Kau teguk lautan, muntahkan satu seloki</p> <p>Esok nanti….<br />Jadilah kau buaya,<br />Dan jauhi mara bahaya<br />Jadilah kau hewan,<br />Dan berlagak seperti pahlawan</p> <p>Jadilah kau penjilat,<br />Jangan akui kau seekor ‘lalat’<br />Jadilah kau penipu,<br />Jangan akui kau seorang ‘tukang sapu’</p> <p>Menjadi pencuri<br />Untuk anak isteri</p> <p>Esok nanti<br />Semoga kita tak lagi lagi sakit hati</p> <p>(Bersambung lagi ya….)</p> <p>Wizurai,</p><br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-70382345615900142462008-06-11T13:34:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.494-08:00Pelita<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">..............</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">A</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">.........</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">aku</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">..</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">in</span>gin</span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(255, 255, 153);">m</span>en<span style="color: rgb(255, 0, 0);">y</span>a<span style="color: rgb(255, 255, 153);">la</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">...</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">b</span>e<span style="color: rgb(255, 0, 0);">nd</span>e<span style="color: rgb(255, 0, 0);">r</span>ang </span><span style="color: rgb(255, 255, 0);"> </span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">...</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">m</span>es<span style="color: rgb(255, 0, 0);">k</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);">i m</span><span style="color: rgb(255, 0, 0);">e</span>nt<span style="color: rgb(255, 255, 153);">ar</span>i</span><span style="color: rgb(255, 255, 0);"> </span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">....</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">ta</span>k <span style="color: rgb(255, 0, 0);">te</span>rgan<span style="color: rgb(255, 0, 0);">ti</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">kan</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">....</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">di</span>ba<span style="color: rgb(255, 0, 0);">wa</span> bu<span style="color: rgb(255, 255, 153);">lan</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">.....</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">t</span>in<span style="color: rgb(255, 0, 0);">gg</span>alk<span style="color: rgb(255, 255, 153);">an</span></span><br /><span style="color: rgb(255, 255, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">..</span><span style="color: rgb(255, 255, 153);">s</span>iang</span><br />!<br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Aku ini pelita</span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Walau setitik</span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);" lang="FR">Bintik terang.<o:p></o:p><br />Kau ini dunia<o:p></o:p><br />Walau sebutir<o:p></o:p></span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Kecil tak ada.</span><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Aku ini lelaki</span><br /><span style="" lang="FR"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Hidup dimaki</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Sendiri di sini.</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Menjaga bumi</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Dari gelapNya</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Hilang mentari</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Dibawa bulan.</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Sambut diriku</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Bersama tarian</span><o:p style="color: rgb(204, 51, 204);"></o:p><br /><span style="color: rgb(204, 51, 204);">Awan telanjang.</span><o:p></o:p><br /><span style="color: rgb(51, 204, 255);">Aku ini pelita dan kau ini dunia tempat ku berpijar</span><o:p style="color: rgb(51, 204, 255);"></o:p></span><br /><span style="color: rgb(51, 204, 255);">Menjaga benderang terangi dunia yang tak ada</span><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Tak sampai hati tinggalkan pagi yang sepi</span><br /><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Maka ikhlaskan diriku menerangi</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);">Bumi yang tak bermentari.</span></p>Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-66665755532193898932008-05-27T00:20:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.578-08:00Terima Kasih<p>Di postingan kali ini saya ingin menyempatkan diri untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada semua temen temen blogger yg telah memberikan apresiasi yang sangat berharga terhadap sajak sajak karya saya yang dimuat di blog pribadi ini ataupun di milis milis yang saya ikuti.</p><br /><p><br />Saya bukan penyair dan gak pernah sekalipun memiliki latar belakang pendidikan sastra, saya menulis puisi hanya untuk sekedar hobi..menghilangkan kejenuhan dari aktivitas-aktivitas yg sangat membosankan (so' sibuk gini!hihi), tapi ternyata banyak sajak sajak saya yg disukai para pembaca (wuih, PeDe abis!), gak banyak sih...cuma beberapa aja kok!Tapi buat saya semua itu sangat berharga karena memacu saya untuk lebih giat lagi berkarya (cuih!hehehe karya ngasal..asal jadi!).</p><br /><p><br />Yahhh..pokoknya hatur nuhun sadayana!Khususnya buat <span style="color: rgb(51, 255, 51);">Ijo</span>, salah satu penggemar setia saya (hakhakhak....), tolong doakan abangmu ini cepet dapet gawean yak.......</p><br /><p><br />Mmmm...Oya dibawah ini akan saya tulis alamat blog temen temen yang sudah memberikan apresiasi terbesar buat karya karya saya (alias copas!hehehe), bagi yang tidak tertulis...saya mohon maaf. Silahkan untuk mampir ke rumah beliau beliau ini.....</p><br /><p><br /></span><pre><span style="font-size:130%;"><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://catatanraja.blogspot.com/2008/03/serenande-anak-gunung-karya-wizurai.html">catatanraja.blogspot.com</a><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://catatanraja.blogspot.com/2008/03/serenande-anak-gunung-karya-wizurai.html"><span style="font-style: italic;">(Serenande Anak Gunung)</span></a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://clayaban.multiply.com/journal/item/67/NASKAH_HIDUP">clayaban.multiply.com <span style="font-style: italic;">(Naskah Hidup)</span></a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://rusiman75.blogspot.com/2008/04/kampung-mantra.html">rusiman75.blogspot.com <span style="font-style: italic;">(Kampung Mantra)</span></a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://toppuisi.blogspot.com/search?q=pencuri+hati%5D">toppuisi.blogspot.com <span style="font-style: italic;">(Pencuri Hati)</span></a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://toppuisi.blogspot.com/search?q=mazhab+cinta">toppuisi.blogspot.com <span style="font-style: italic;">(Mazhab Cinta)</span></a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://imammrus.wordpress.com/2008/04/05/mazhab-cinta/">imammrus.wordpress.com </a><a style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://toppuisi.blogspot.com/search?q=mazhab+cinta">(Mazhab Cinta)</a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://rusiman75.blogspot.com/2008/04/mazhab-cinta.html">rusiman75.blogspot.com </a><a style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://toppuisi.blogspot.com/search?q=mazhab+cinta">(Mazhab Cinta)</a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://bandank-bareng.blogspot.com/2008/03/aku-bercerita-tentang-rasa-sengaja-tak.html">bandank-bareng.blogspot.com </a><a style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://toppuisi.blogspot.com/search?q=mazhab+cinta">(Mazhab Cinta)</a><br /><a style="color: rgb(255, 102, 102); font-family: arial;" href="http://bandank-bareng.blogspot.com/2008/03/matahari.html">bandank-bareng.blogspot.com <span style="font-style: italic;">(Matahari)</span></a></span></p><br /><p><br />Hatur nuhun,<br />Salam wizurai<br /></pre></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6379021606088424976.post-34326251327307176182008-05-06T07:27:00.000-07:002009-03-03T12:40:33.620-08:00Tak Jelas kutunggu ‘nanti’<p class="MsoNormal"></p> <p class="MsoNormal">Kutunggu sapa ‘nanti’<br />Yang tak ada lagi di sini<br />Merambat kekal kelabu hari<br />Kutunggu siapa saja yg bernyanyi<br />Ujung senja redam tangis mentari</p> <p class="MsoNormal"><o:p></o:p><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Tak lagi lagi puisi tertulis</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Berbagi tak lagi lagi terasa terbuang</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Sudah di akhir sudah aku terlahir</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Sia sia menunggu ‘nanti’ menyapa</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Terang terang tak ada lagi di sini</span></p> <p class="MsoNormal"><o:p></o:p>Seru esok buaikan semua ‘cita cita’<br />Yang tak peka dibisiki malaikat<br />Merayu indah suramnya tempat bertapa<br />Kuseru siapa yang tak mau menyapa<br />Ujung masa resapi keluhan rembulan</p> <p class="MsoNormal"><o:p></o:p><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Tak main main kulihat yang menangis</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Besedih tak main main terus terulang</span><br /><st1:place style="color: rgb(51, 255, 51);" st="on">Susah</st1:place><span style="color: rgb(51, 255, 51);"> dipikir susah hidup fakir</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Sisa sisa semua ‘cita’ tak terpeta</span><br /><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Memang memang tak ada lagi di mimpi</span></p> <br /><span id="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com4